IKHLASH


Saudariku,...Berangkat dari pengalaman saya sebagai pendidik mulai dari berbagai lembaga kursus sampai ke jenjang pendidikan SMA,SMP,SD, dan Pra Sekolah, "sharing" dengan guru-guru dari beragam sekolah dan dari bermacam disiplin ilmu, akhirnya saya punya sebuah "teori" yakni “ Keikhlashan berbanding terbalik dengan finansial yang diterima.




  Artinya semakin tinggi finansial yang diterima kadar keikhlasan semakin berkurang, sebaliknya semakin minim finansial yang diterima kadar keikhlashan bisa semakin naik. Mau lihat bukti? Bandingkan saja (maaf, tidak semua lho) kinerja, dan semangat guru-guru yang sudah memperoleh sertifikasi atau PNS yang berharap SPPD dan honor ini itu, atau anggota DPR yang sering reses dengan guru-guru PAUD yang bergaji jauh dibawah standar UMR atau guru-guru “mengaji” Alqur'an, yang sebagian malah tidak bergaji sama sekali. Siapa yang sering mengumpat dan mengeluh? Siapa yang sering merasa tidak "cukup"? Siapa yang sering merasa punya beban lebih banyak dan lebih berat?
Pagi sekali para pendidik PAUD sudah hadir disekolah, karena merasa berkewajiban menyapu dan merapikan kelas, menyapu halaman dan membereskan sampah-sampah, menyiapkan segala keperluan peserta didik untuk belajar, dan yang terpenting menyambut kedatangan anak-anak dengan senyum merekah, sapaan hangat, dan jabatan tangan yang erat. Dilanjutkan dengan kegiatan belajar, mengajar, mendidik, bermain dengan suasana "fun", aktif, kreatif,dan inovatif. Setiap prestasi dan kemajuan peserta didik walau sekecil apapun akan selalu mendapat penghargaan. Jauh dari celaan, hinaan apalagi hardikan.
Pendidik PAUD juga tidak terburu-buru untuk pulang karena mesti beres-beres kembali, menyapu, merapikan alat-alat, mendiskusikan tentang anak-anak, dan mempersiapkan keperluan esok hari.
Saudariku...para pendidik PAUD sadar betul bahwa "Keikhlashan adalah perjanjian tidak tertulis antara guru dan murid. Keikhlasan bagai kabel listrik yang menghubungkan guru dan murid. Dengan kabel ini ilmu akan lancar mengucur. Sementara aliran pahala yang deras terus melingkar para guru yang budiman dan murid yang khidmat. Niatnya hanya demi memberi kebaikan kepada alam raya seperti yang diamanatkan Tuhan. Hubungan tanpa motivasi imbal jasa, karena yakin Tuhan yang Maha Pembalas terhadap pengkhidmatan ini. Keikhlasan adalah sebuah Pakta Suci." (A Fuadi).
Allah Ta'ala tak pernah sia-sia, tak pernah tidur, dan tak ada suatupun yang luput dari pengawasan dan penglihatan-Nya. Begitu juga dengan bakti para pendidik istimewa tersebut, walau finansial yang mereka terima dari sekolah sangat minim, namun mereka dikaruniai anak-anak yang sehat wal'afiat, pintar dan berakhlak baik, rezki mengalir lewat usaha suami yang lancar, order pekerjaan yang tak pernah putus, usaha dagang yang selalu untung, rumpun-rumpun padi yang berbuah melimpah, coklat yang berbuah lebat, itik yang bertelur banyak,dan seterusnya. Maka ni'mat Tuhan yang mana yang kamu dustakan?
Demikianlah pembelajaran yang berusaha selalu pendidik (baca PAUD An Nahl) terapkan. Gurunya ikhlash, muridnya ikhlash, orang tuanya ikhlash anaknya ikhlas. Tak berharap nilai, tak berharap rengking, tak berharap gaji, tak berharap SPPD, tak berharap sertifikasi. Tidak berharap apa-apa kecuali Ridha Allah semata, Insya Allah.
Alangkah indah dan menyenangkannya seandainya suasana seperti itu tetap dapat dipertahankan sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Suasana akrab antara guru dan murid, penuh senyuman dan tatapan mata yang ramah. Belajar dan mengajar yang dibingkai dengan keikhlashan tanpa keterpaksaan. Jauh dari kejar target nilai yang seringkali menghalalkan segala cara. Subhanallah... indahnya sekolah! Penulis adalah pendidik PAUD

Tanah Mati, 24 September 2011

Comments

Popular posts from this blog

CIRCLE BERNAS #1

REVIEW JOURNAL #7 ApresiAKSI

TEAM BUILDING